BRAINSTORMING (CURAH PENDAPAT)
Adalah teknik untuk memperoleh ide, analisis dan
partisipasi. Kegunaannya adalah untuk mencari ide semaksimal mungkin dari
peserta, mencari akar masalah suatu hal hingga menemukan solusinya.
Kekuatan
|
Yang perlu diperhatikan
|
1.
Partisipatoris
2.
Banyak
ide
3.
Mengundang
keberanian
4.
Ide
bisa berkembang
5.
Terarah
kepada suatu keputusan
6.
Mendukung
cara berfikir analitis
|
1.
Pertanyaan
harus jelas
2.
Kebanjiran
ide
3.
Dominasi
oleh orang yg berfikir cepat
4.
Dominasi
laki-laki
5.
Terlalu
sering akan membosankan
6.
Sulit
dilakukan pd kelp orang banyak
7.
Klasifikasi
bisa sangat rumit terlebih karena sudah ada klasifikasi dari fasilitator
sebelum masuk kelas.
8.
Hasilnya
masih perlu/bisa digunakan pada sesi berikutnya.
|
Langkah I (Pengembangan Ide)
1.
Memperkenalkan
topik
2. Menjelaskan aturan main
3. Mengutarakan pertanyaan
4. Memulai proses dengan kata
“ayo”
5. Menulis semua ide di
flipchart (kalau terlalu panjang, bisa meminta istilah lain kepada pengusul
ide)
6. Kalau habis yang
berpendapat, maka coba berkata “ada ide/berpendapat lain?”
Langkah II (Klarifikasi)
1.
Menjelaskan
proses klarifikasi
2. Membaca ide satu persatu
(jika belum/tidak jelas, maka dapat ditanyakan kepada sumber)
Langkah III (Mengumpulkan/Klasifikasi)
1.
Menjelaskan
langkah klasifikasi
2. Meminta peserta
menyampaikan ide dalam kelompok
3. Cari nama untuk tiap
kelompok yang mencerminkan
4. Cek ulang, apakah ad aide
dikelompok yang tidak cocok
Langkah IV (Analisis masalah/mengambil keputusan)
1.
Mengajak
peserta membahas hasil dari tiap kelompok
2. Mencatat hasil dari diskusi
3. Menentukan bersama apa yang
harus dilanjutkan (prioritas)
Langkah V (Kesimpulan)
1.
Menegaskan
kembali bersama keputusan-keputusan yang diambil dan langkah-langkah yang
diikuti
2. Tanyakan kepada peserta,
apa yang dapat mereka pelajari dari proses ini dan bagaimana tingkat partsipasi
mereka.
Untuk proses refleksi fasilitator, dapat dengan
memberikan beberapa pertanyaan:
1.
Siapa
yang berpartisipasi aktif/pasif
2. Bagaimana perasaan anda
selama proses
3. Apakah proses telah
dijalankan dengan baik
4. Apa yang dilakukan untuk
membantu/melancarkan proses
5. Apa yang menjadi kunci bagi anda dalam
menggunakan teknik ini
2. GILIRAN
(ROUND ROBIN)
Merupakan suatu metode untuk menggali informasi
dan dapat umpan balik dari peserta. Ada
2 kegunaannya, yaitu mengutarakan persepsi, emosi dan pandangan, serta
kesempatan berbicara.
Kekuatan
|
Yang Perlu Diperhatikan
|
1.
Partisipasi
tinggi
2.
Menghargai
pendapat
3.
Lumayan
cepat
4.
Banyak
ide
|
1.
Menghindari
pidato/ceramah
2.
Dapat
membosankan
3.
perlu
waktu
|
Langkah-langkah:
1.
Memperkenalkan
topik yang akan dibahas
2. Menyampaikan pertanyaan
secara tertulis agar terfokus dan tidak terlupa
3. Memberi kesempatan berfikir
(berefleksi)
4. Meminta peserta secara
bergiliran menyampaikan idenya
5. Menulis pendapat di
flipchart
6. Dilanjutkan sesuai tujuan
7. Kesimpulan
3. DIKUSI
KELOMPOK (DISKO)
Merupakan suatu diskusi melibatkan 4-5 orang dalam
rangka memecahkan suatu masalah. Kegunaannya yaitu mempertajam suatu topik/masalah (bila dari
Brainstorming atau Round Robin sebelumnya, ada yang mau dipertajam lagi;
memcahkan masalah dan membantu peserta untuk terlibat dalam proses.
Kekuatan
|
Yang Perlu Diperhatikan
|
1.
Mendorong
partisipasi
2.
Komunikasi/pembahasan
lebih intensif
3.
Fokus
lebih terjaga
4.
Mudah
dan ada peluang untuk mengemukakan pendapat
|
1.
Pertanyaan/topik
harus jelas
2.
Bahan
pembahasan harus sesuai
3.
Perlu
waktu cukup lama, untuk pemecahan masalah dan presentasi, karena ada proses
analisis yang dalam
4.
Dapat
kehilangan arah. Karena dalam kelompok pembicaraan dapat kemana-mana
5.
Fasilitator
harus mengunjungi kelompok, karena mungkin diperlukan bantuan, klarifikasi
dan intervensi tertentu, serta untuk mengingatkan waktu dan ada dominasi
peserta
6.
Seringkali
ada lompatan tahapan, karena orang langsung masuk ke topik sendiri tanpa ke
tahapan diskusi
|
Langkah-langkah:
Langkah I
1.. Jelaskan topik dikusi dengan pertanyaan yang
tertulis dan jelas
2. Menyamakan persepsi
3. Penentuan waktu
4. Pembagian peserta
- random
(hitung nomer/nama buah)
-
cluster (wil Indonesia ,
gender, usia dan tempat duduk)
5. Memperhatikan alat kelengkapan Disko
Langkah II
1. Diskusi Kelompok
2. Kunjungan fasilitator
Langkah III
Presentasi
1. Presentasi hasil Disko
- wakil dari tiap kelompok mempresentasikan
- Tanya jawab dan klarifikasi
2. Bursa
Informasi/Pasar Ide
- tiap kelompok memperagakan ditempat
masing-masing
- kelompok lain berkeliling, membaca dan mencatat
untuk memberikan pendapat yang membangun
- dalam dikusi pleno memberikan umpan balik dan
anggota kelompok memberikan tanggapan
Langkah IV Kesimpulan
4. ROLE PLAY
(BERMAIN PERAN)
Kegunaan Role Play:
1.
Menampilkan
suatu masalah
2. Memahami dan merasakan
masalah orang lain/empati
3. Memperdekat situasi yang
sebenarnya dengan pemikiran
4. Membantu refleksi tentang
sesuatu yang dialami atau suatu peristiwa
5. Membuka peluang untuk
mengutarakan sesuatu yang tidak bisa dikatakan secara langsung
Unsur-unsur Role Play :
1.
ada
skenario
2. improvisasi
3. pembagian peran
4. tujuan jelas
5. harus ada masalah
6. alokasi waktu
Kekuatan
Role Play:
1.
secara
langsung dapat menangkap/memahami sebuah ide tanpa diajari
2. proses analisis lebih dalam
dan kuat
3. lebih menggambarkan masalah
sebenarnya
Langkah-langkah:
1.
merumuskan
tujuan
2. menyusun skenario
3. pembagian peran, pemain dan
pengamat
4. penentuan aturan main
(misalnya alokasi waktu)
5. bermain
6. proses refleksi
5. BUZZ
GROUPS (DENGUNGAN LEBAH)
Merupakan teknik sederhana untuk menggali
informasi dan perasaan dalam suasana kelompok kecil (2-3 orang). Disebut Buzz
(lebah) karena nanti suaranya akan seperti lebah karena banyak yang bicara.
Kegunaannya untuk meningkatkan partisipasi, rasa aman dan mendorong refeleksi.
Kekuatan
|
Kelemahan (Hal Harus Diperhatikan)
|
1. Sangat Partisipatif
2. Efektif terhadap kelompok
yang malu
3. Mudah mengukur tingkat
partisipasi
4. Dapat digunakan dengan
kelompok besar
5. Menciptakan rasa aman
|
1. Memakai waktu yang
singkat
2. Pertanyaan harus jelas
3. Hasil perlu digunakan
|
Langkah-langkah:
1. Memperenalkan topic yang akan dibahas. Ini menentukan akan konteks.
2. Menyampaikan pertanyaan secara tertulis,
karena akan membantu terfokus pada pertanyaan.
3. Memberikan kesempatan berfikir (berefleksi 2-3
menit)
4. Peserta gabung dengan tetangga (2-3 orang) dan
bahas topic (jangan lama-lama, 5 menit saja)
5. Menulis pendapat di flipchart
6. Lanjut sesuai tujuan. Biasanya kita memiliki tujuan, apakah round robin dimaksudkan untuk RTI,
atau apa.
7.
Kesimpulan.
VI. METAPLAN (KARTU),
Adalah suatau metode lain untuk mengumpulkan ide
dengan memakai kartu mirip dengan brainstorming/curah pendapat. Kegunaannya adalah menghasilkan ide, curah
pendapat, pembagian ide di antara peserta, merumuskan visi dan tujuan, pengorganisasian
ide dan mencari konsensus.
Kekuatan
|
Hal Harus
Diperhatikan
|
1.
Partisipasi
tinggi
2.
Menghindari
tumpang tindih
3.
Ownwrship
tinggi
4.
Mudah
diperagakan
5.
Membantu
pemalu
6.
Mudah
disortir
7.
8.
Memudahkan
refleksi
9.
Portable,
karena hasil bisa dibawa kemana-mana.
|
1.
Terlalu
banyak kartu
2.
Menyortir
bisa rumit
3.
Kalau
terlalu sering dipakai membosankan
4.
Tulisan
kecil
5.
Makan
tempat
6.
Perlu
perlengkapan khusus
7.
Dominasi
dalam pengorganisasian
|
Langkah-langkah:
1.
Menyiapkan
alat tulis kantor (ATK) dan tempat
2. Menyajikan pertanyaan atau
pernyataan yang harus dibahas
3. Menjelaskan aturan main
dalam proses
a. Satu ide satu kartu
b. Tulisan jelas terlihat
c. Kalimat singkat (minimal 6
kata), tapi sedetil mungkin
d. Semua kartu dipakai
4. 5 menit Brainstorming/curah
pendapat untuk diri sendiri
5. Memberi waktu menulis kartu
6. Kumpulkan kartu dan
memasang ditempat sentral
(tips: Jika pakai papan
tulis/dinding, maka pasang kertas dulu supaya mudah dipindahkan)
7.
Lanjutkan
seperti Brainstorming (klarifikasi, klasifikasi, analisis dan memutuskan)
VII. AUDIO VISUAL
Merupakan
teknik fasilitasi dengan menggunakan media visual, seperti televisi, laptop,
LCD atau keping CD/DVD.
Kelebihan
|
Hal yang Harus Diperhatikan
|
1.
Memberikan
gambaran yang jelas dan lengkap, dari sudut pandang audio visual.
2.
Menghindari
kebosanan/kejenuhan peserta
3.
Peserta
terfokus pada 1 hal
|
1.
Membutuhkan
sarana dan media yang banyak.
2.
Perlu
perlengkapan khusus
3.
Membutuhkan
waktu lebih
|
Langkah-langkah:
1.
Menyipakan
media dan perangkatnya
2.
Penentuan
topik harus memiliki keterkaitan dengan visualisasi yang digunakan
3.
Menjelaskan
aturan main
FACILITATION
SKILL (KETERAMPILAN FASILITATOR)
Daftar
Perilaku Fasilitator yang Dapat Mendorong Partisipasi Peserta dalam Sesi
1.
Bertanya
2.
Ekspresi
yang menyenangkan (senyum dan tertawa)
3.
Santai
4.
Terbuka
5.
Memperhatikan
semua peserta
6.
Memberi
contoh
7.
Peka
terhadap peserta
8.
Jangan
mendominasi pembicaraan, jangan terlalu banyak omong
9.
Bergerak/mobilitas
10. Rasa ingin tahu
11. Tidak menilai atau
menghakimi pendapat peserta
12. Tepat waktu
13. Menghargai atau menerima
pendapat peserta
14. Mencatat semua pendapat
15. Pertanyaan dan pernyataan
tidak menyinggung.
16. Menjadi pendengar yang
baik; tidak memotong pembicaraan.
17. Mampu menjelaskan konsep.
18. Menggunakan metode yang
bervariasi.
19. Menggunakan bahasa yang
togas, singkat, lugas, jelas dan tidak bertele-tele.
20. Siap menerima kritik.
21. Mau berubah diri.
22. Memberi kesempatan
berfikir.
23. Mampu menjelaskan topik,
tujuan dan proses.
24. Menggali secara rinci.
|
Daftar
kesulitan Fasilitator:
1.
Ketika
tujuan tidak sesuai dengan kondisi riil ketika proses berlangsung.
2.
Peserta
memiliki perbedaan persepsi (pengertian).
3.
Ketika
ada trouble maker.
4.
Sebagian
peserta merasa forum ini bukan habitatnya.
5.
Sengaja
mengacau.
6.
Salah
desain setelah masuk, mungkin metodologinya tidak sesuai dengan situasi dan
kondisi, setelah kegiatan jalan.
7.
Adanya
peserta yang mendominasi atau juga yang frustasi.
8.
Adanya
peserta yang menguji fasitator.
9.
Keterbatasan
media atau sarana.
10. Tidak menguasai metode,
seperti urutan-urutannya.
11. Peserta tidak
mengenal/tidak biasa dengan metode yang dipergunakan.
12. Adanya budaya hubungan
guru dan murid yang menunggu diajari terus.
13. Kekurangan waktu dari
yang direncanakan.
14. Peserta apatis
15. Hambatan bahasa.
|
Mengatasi
Kendala yang Sulit:
A. Budaya Guru-Murid
1. Menerapkan prinsip-prinsip POD.
2. Menggambar.
3. Mengingat kembali.
4. Evaluasi.
5. Membuktikan bahwa POD itu terbaik.
6. Penerapan proses PRA
B. Tujuan Tidak Sama Dengan Harapan:
1. Menginformasikan secara jelas;
(a).
tujuan pelatihan kepada peserta, dan
(b).
criteria calon peserta
2. Menyediakan ruang yang cukup untuk umpan
balik/respon dari calon peserta tentang tujuan dan
materi pelatihan.
3. Mengidentifikasi harapan dari peserta.
4. Mencocokan kembali tujuan dan harapan.
5. Tujuan dan harapan ditempel dan direview
setiap hari.
C. Keahlian Peserta yang Setara Dengan
Fasilitator:
1. Memberi kesempatan orang yang memberi
pengetahuan untuk membantu proses memfasilitasi.
2. Berpedoman pada proses dasar pembelajaran.
3. Terampil dalam menggunakan metode.
4. Tanya dengan peserta tentang kondisi yang
terjadi dan bagaimana cara mengatasinya.
5. Lakukan refleksi.
D. Peserta yang Apatis
1.
Mengubah metode
2.
Ice breaking
3.
Paraphrase (tekanan pada kata-kata penting,
bisa diulang kembali untuk mempertegasnya).
4.
Mood meter (mengukur “mood” atau keinginan)
5.
Empati
6.
Refleksi tujuan dan harapan
7.
Membuka ruang untuk berpendapat
8.
Menggunakan media pembelajaran yang
merangsang prtisipasi peserta.
E. Peserta yang Dominan
1. Mengubah metode
2. Menunda (meminta untuk menunda), lalu
memberikan kesempatan pada yang lain.
3. Mengingatkan langsung untuk memberikan
kesempatan kepada yang lain.
4. Membuat sesi khusus untuk refleksi.
5. membuat sesi khusus untuk peserta yang
dominan.
Mendengar
Secara Aktif
(Active Listening)
v Tujuan mendengarkan secara
aktif adalah untuk memahami dan membantu orang lain agar mampu membuat
keputusan sendiri
v Ada beberapa peraturan yang
bisa dipakai
ü Tunjukkan kembali apa yang
didengar untuk meyakinkan dan menunjukkan bahwa Anda mengerti. Caranya bisa dengan mengulang perkata. Atau dengan paraphrase (mengulang kembali apa
yang diucapkan orang lain dengan kata – kata berbeda dengan tidak merubah
arti). Dengarkan pada orang tersebut dan
bisa mengulang yang baru didengar.
ü Tunjukkan kembali perasaan
(orang yang berbicara) untuk meyakinkan dan menunjukkan bahwa anda mengerti
ü Tunjukkan perasaan Anda
tentang apa yang telah anda dengar (saat itu)
ü Hanya bertanya untuk
klarifikasi (memperjelas) dan meyakinkan bahwa anda mengerti
ü Jangan bertanya “ mengapa”
atau mengajukan pertanyaan yang menggiring.
Cukup mengulangi perasaan atau pernyataan
ü Jangan memberikan jalan
keluar, pemecahan masalah atau memberikan pengalaman Anda, cukuplah tujukan
bahwa Anda mengerti denngan cara mengulangi
Unsur utama dalam mendengar secara aktif :
a. penerimaan
b. menarik
c. keingintahuan
d. keaslian, bersungguh –
sungguh
e. tidak menghakimi
f. tujuan yang jelas
g. kepercayaan
h. membantu orang lain agar
mampu membuat keputusannya sendiri
Prilaku yang membantu dalam mendengarkan secara
aktif :
a. Mengundang, mengajak
(silakan, mari, bicara lagi)
b. Mengakui (sebagaimana
adanya)
c. Merefleksikan kembali apa
yang didengar
Prilaku yang tidak membantu dalam mendengarkan
secara aktif diantaranya adalah :
a. memberikan penilaian
(jangan “seharusnya” atau pertayaan utama)
b. komentar yang menyimpang
c. kurang dihargai (“tidak
penting sama sekali” atau “ anda tidak merasa seperti itu, kan !”)
d. komentar yang terlalu
memberikan harapan baik (“Oh,jangan khawatir, semua akan menjadi baik sekali”
atau “semua akan beres”)
e. bicara tentang masalah anda
sendiri
f. menyamaratakan (“Oh, semua
orang merasa seperti itu”)
g. Pembicaraan ego
(menitikberatkan pada persoalan sendiri)
Sikap bagi seorang fasilitator
1.
Menyatkan detail (terperinci)
ü Mengapa ? dengan menanyakan
terperinci, fasilitator dapat mendukung peserta untuk mengklarifikasi dan
memperjelas ide – ide atau apa saja yang telah mereka utarakan sebelumnya
ü Bagaimana ? Mengulangi apa
yang telah dikatakan oleh pembicara dan mengajukan pertanyaan terbuka yang
tidak menggiring, seperti, “Sepertinya anda mengatakan…dapatkah anda memberikan
contoh dan apa yang anda maksud atau…”Dapatkah anda menerangkan lebih lanjut
tentang hal tersebut.”
II.
Menghargai masukan
ü Mengapa ? Dengan memberikan
kesempatan bagi peserta untuk berpartisipasi dalam diskusi tanpa mengarah pada
satu individu, fasilitator dapat mengajak seluruh peserta untuk berperan aktif
dalam proses diskusi
ü Bagaimana ? Ajukan
pertanyaan terbuka dan tidak berpihak atau mengajak seluruh peserta untuk
berpartisipasi. Contoh :
·
Siapa
lagi yang mempunyai ide?
·
Apakah
ada yang ingin mengutamakan pengalamannya tentang topic ini?
·
Kita
sudah mendengarkan para ibu mengutarakan pendapatnya. Bagaimana dengan para bapak ?
·
Adakah
yang dapat memberikan contoh ?
·
Pertanyaan
apakah yang timbul dari anda pada diskusi ini ?
·
Marilah
kita dengarkan dari mereka yang belum bicara ?
III.
Menanyakan apakah ada pendapat lain
ü Mengapa ? Arah diskusi
biasanya mengikuti arus yang sudah terbentuk oleh beberapa orang pertama yang
berbicara tentang topic tersebut. Dengan
manyakan apakah ada pendapat lain, seorang fasilitator membantu agar sebuah
diskusi dapat berjalanseimbang dengan menanyakan pendapat lain yang mungkin
terlontarkan.
ü Bagaimana ? Tanyakan apakah
ada pandangan lain dari peserta diskusi :
§ Baik, kita sudah
mendengarkan pendapat 3 orang. Apakah
yang lain mempunyai pendapat lain
§ Apakah ada sudut pandang
lain dalam memandang masalah ini
§ Bagaimana pendapat yang
lain
§ Kita sudah mendengarkan
pendapat X dan Y. Apakah ada pendapat
lain
IV. Memberikan
kesempatan
ü Mengapa ? Setiap kelompok
diskusi mempunyai beberapa anggota yang sering mengemukakan pendapatnya, dan
juga beberapa anggota diskusi yang jarang mengemukakan pendapatnya. Dengan
memberikan kesempatan kepa anggota yang kurang memberikan pendapatnya, mereka
akan mempunyai kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya pada saat diskusi
berlangsung.
ü Bagaimana ? Perhatikan
tanda – tanda dari anggota – anggota Yang jarang berbicara apabila mereka ingin
berbicara. Bila mereka mungkin akan
berbicara, persilakan mereka untuk berbicara.
§
“
Apakah anda mau mengatakan sesuatu tentang topik ini ?”
§
“Apakah
anda ingin menambahkan sesuatu ?”
Bila mereka menolak, tida
apa –apa,. Teruskan diskusi, jangan memaksa mereka untuk berbicara. Bila perlu, usahakan agar orang lain tidak
berbicara dahulu. Bila seseorang yang
jarang berbicara memberikan tanda – tanda ingin berbicara tetapi ada orang lain
yang memotongnya, katakan seperti , “ Baik kita mulai satu persatu, bagaimana
kalau anda terlebih dahulu?”
V. Sengaja
bersikap diam
ü Mengapa ? Ada saat – saat dimana sub kelompok dari
kelompok yang lebih besar mendominasi sebuah diskusi. Demgan membatasi waktu, peserta lain
mempunyai kesampatan untuk berbicara sebelum waktu diskusi habis.
ü Bagaimana ? Beritahu
peserta diskusi sisa waktu yang tersedia dan ajak peserta yang belum berbicara
untuk berbicara.
§ “ Kita hanya mempunyai
waktu lima
menit lagi. Saya ingin memastikan bahwa
semua ingin mengemukakan pendapatnya sudah mendapatkan kesempatan. Apakah ada lagi yang ingin mengemukakan
pendapatnya.”
§ “ Kita hanya mempunyai
waktu tersisa untuk dua pertanyaan lagi.
Mungkin bagi yang belum mengemukakan pendapatnya akan mengemukakan
pendapatnya sekarang.”
§ “ Kita masih mempunyai
waktu lebih dari 15 menit tersisa.
Bagaimana kalau kita mendengarkan pendapat dari mereka yang belum
mengemukakan pendapatnya.”
0 komentar:
Posting Komentar